Kamis, 28 Juni 2012
CONTOH PROPOSAL SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Skripsi dengan judul
SISTEM PENDETEKSI
WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL
yang diajukan oleh
NamaMhs
NIM: XX.YY.ZZZ
telah disetujui oleh Jurusan Teknik Informatika STIKOM Balikpapan dengan dosen pembimbing:
1. …………………………………………………………….
2. …………………………………………………………….
Balikpapan, tanggal……………………
Ketua Jurusan Teknik Informatika
Setyo Nugroho, ST, MKom
IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSI
WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL
1. LATAR BELAKANG
Dewasa ini teknologi pengenalan wajah semakin banyak diaplikasikan, antara lain untuk sistem pengenalan biometrik (yang dapat juga dikombinasikan dengan fitur biometrik yang lain seperti sidik jari dan suara), sistem pencarian dan pengindeksan pada database citra digital dan database video digital, sistem keamanan kontrol akses area terbatas, konferensi video, dan interaksi manusia dengan komputer.
Dalam bidang penelitian pemrosesan wajah (face processing), pendeteksian wajah manusia (face detection) adalah salah satu tahap awal yang sangat penting di dalam proses pengenalan wajah (face recognition). Sistem pengenalan wajah digunakan untuk membandingkan satu citra wajah masukan dengan suatu database wajah dan menghasilkan wajah yang paling cocok dengan citra tersebut jika ada. Sedangkan autentikasi wajah (face authentication) digunakan untuk menguji keaslian/kesamaan suatu wajah dengan data wajah yang telah diinputkan sebelumnya. Bidang penelitian yang juga berkaitan dengan pemrosesan wajah adalah lokalisasi wajah (face localization) yaitu pendeteksian wajah namun dengan asumsi hanya ada satu wajah di dalam citra, penjejakan wajah (face tracking) untuk memperkirakan lokasi suatu wajah dalam video secara real time, dan pengenalan ekspresi wajah (facial expression recognition) untuk mengenali kondisi emosi manusia (Yang, 2002).
Pada kasus tertentu seperti pemotretan untuk pembuatan KTP, SIM, dan kartu kredit, citra yang didapatkan umumnya hanya berisi satu wajah dan memiliki latar belakang seragam dan kondisi pencahayaan yang telah diatur sebelumnya sehingga deteksi wajah dapat dilakukan dengan lebih mudah. Namun pada kasus lain sering didapatkan citra yang berisi lebih dari satu wajah, memiliki latar belakang yang bervariasi, kondisi pencahayaan yang tidak tentu, dan ukuran wajah yang bervariasi di dalam citra. Contohnya adalah citra yang diperoleh di bandara, terminal, pintu masuk gedung, dan pusat perbelanjaan. Selain itu juga pada citra yang didapatkan dari foto di media massa atau hasil rekaman video. Pada kasus tersebut pada umumnya wajah yang ada di dalam citra memiliki bentuk latar belakang yang sangat bervariasi.
Penelitian ini akan difokuskan pada masalah pendeteksian wajah. Dengan sistem pendeteksi wajah yang akurat, maka proses selanjutnya yaitu pengenalan wajah dapat dilakukan dengan lebih mudah.
2. PERUMUSAN MASALAH
Masalah deteksi wajah dapat dirumuskan sebagai berikut: dengan masukan berupa sebuah citra digital sembarang, sistem akan mendeteksi apakah ada wajah manusia di dalam citra tersebut, dan jika ada maka sistem akan memberitahu berapa wajah yang ditemukan dan di mana saja lokasi wajah tersebut di dalam citra. Keluaran dari sistem adalah posisi dari subcitra yang berisi wajah yang berhasil dideteksi.
3. BATASAN MASALAH
Pada sistem deteksi wajah ini diberikan pembatasan masalah sebagai berikut:
• Citra masukan yang digunakan adalah hitam putih dengan 256 tingkat keabuan (grayscale).
• Wajah yang akan dideteksi adalah wajah yang menghadap ke depan (frontal), dalam posisi tegak, dan tidak terhalangi sebagian oleh objek lain.
• Metode yang dipakai adalah jaringan syaraf tiruan multi-layer perceptron dengan algoritma pelatihan back-propagation.
4. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian bertujuan untuk membuat suatu desain dan implementasi sistem deteksi wajah dengan masukan berupa citra digital sembarang. Sistem ini akan menghasilkan subcitra yang berisi wajah-wajah yang berhasil dideteksi.
5. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah awal untuk membangun sistem pemrosesan wajah yang menyeluruh, yang bisa diaplikasikan pada sistem pengenalan wajah atau verifikasi wajah. Program aplikasi yang dibuat juga dapat dijadikan bahan untuk penelitian lebih lanjut di bidang yang berkaitan.
Dengan penyesuaian tertentu, metode yang digunakan mungkin dapat juga dimanfaatkan untuk sistem deteksi objek secara umum yang tidak hanya terbatas pada wajah, misalnya deteksi kendaraan, pejalan kaki, bahan produksi, dan sebagainya.
Dari hasil penelitian ini juga diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap jaringan syaraf tiruan, dan pengaruh berbagai parameter yang digunakan terhadap unjuk kerja pengklasifikasi jaringan syaraf tiruan.
6. METODE PENELITIAN
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari langkah-langkah berikut:
• Melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Topik-topik yang akan dikaji antara lain meliputi: pengenalan pola, pengolahan citra digital, pendeteksian objek secara umum, pendeteksian wajah, dan jaringan syaraf tiruan.
• Menyiapkan training data set yang akan digunakan untuk proses pembelajaran dari sistem. Data wajah yang digunakan akan melalui praproses berupa resizing menjadi 20x20 pixel, masking, dan histogram equalization.
• Merancang sistem pendeteksi wajah dengan jaringan syaraf tiruan, kemudian membuat program aplikasinya.
• Melakukan pelatihan pada sistem dengan training data set yang telah disiapkan sebelumnya.
• Melakukan pengujian unjuk kerja sistem. Unjuk kerja pada sistem pendeteksi wajah diukur dengan menghitung detection rate dan false positif rate.
7. JADWAL PENELITIAN
- STUDI KEPUSTAKAAN
-PENULISAN PROPOSAL
-PENGUMPULAN DATA
-PEMBUATAN SISTEM PROGRAM
-PENGUJIAN SISTEM
-PENULISAN LAPORAN AKHIR
8. DAFTAR PUSTAKA
L. Fausett, 1994, Fundamentals of Neural Networks: Architectures, Algorithms, and Applications, Prentice-Hall Inc., USA.
R.C. Gonzalez, R.E. Woods, 1992, Digital Image Processing, Addison-Wesley Publishing Company, USA.
E. Hjelmas, B.K. Low, 2001, “Face Detection: A Survey”, Computer Vision and Image Understanding. 83, pp. 236-274.
H. Rowley, S. Baluja, T. Kanade, 1998, “Neural Network-Based Face Detection”, IEEE Trans. Pattern Analysis and Machine Intelligence, vol. 20, no. 1.
M.H. Yang, D. Kriegman, N. Ahuja, 2002, “Detecting Faces in Images: A Survey”, IEEE Trans. Pattern Analysis and Machine Intelligence, vol. 24, no. 1.
From: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0CFEQFjAD&url=http%3A%2F%2Fimages.mambung.multiply.multiplycontent.com%2Fattachment%2F0%2FSewfNwoKCHwAAFRIMAY1%2FContohProposalSkripsi.doc%3Fnmid%3D233132315&ei=B4nsT6eNK9CrrAez78TYBQ&usg=AFQjCNF-IT4ZD3B_MqFCd2ydel-T8y4JZw&sig2=e0G7Do4YkaW269lX4kkpGA
Selasa, 12 Juni 2012
Daftar Propinsi di Indonesia
Indonesia memiliki 33 Propinsi yang terdiri dari 30 Propinsi, 2 Daerah Istimewa dan 1 Daerah Khusus Ibukota. Masing-masing Propinsi dibagi menjadi beberapa Kabupaten dan Kotamadya.
Peta Propinsi Indonesia
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau. Kep. Riau, Kep. Bangka, Belitung, Jambi, Sumatera
Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Papua
Daftar Propinsi Indonesia
Kode BPS Lambang Nama Ibu kota Populasi[2]
Luas (km²)[3]
Status khusus Pulau Mayoritas Agama
11 Aceh
Banda Aceh
5.201.002 56.500,51 Daerah Khusus
Sumatera
Islam
12 Sumatera Utara
Medan
12.450.911 72.427,81 Sumatera
Islam
13 Sumatera Barat
Padang
4.566.126 42.224,65 Sumatera
Islam
14 Riau
Pekanbaru
4.579.219 87.844,23 Sumatera
Islam
15 Jambi
Jambi
2.635.968 45.348,49 Sumatera
Islam
16 Sumatera Selatan
Palembang
6.782.339 60.302,54 Sumatera
Islam
17 Bengkulu
Bengkulu
1.549.273 19.795,15 Sumatera
Islam
18 Lampung
Bandar Lampung
7.116.177 37.735,15 Sumatera
Islam
19 Kepulauan Bangka Belitung
Pangkal Pinang
1.043.456 16.424,14 Sumatera
Islam
21 Kepulauan Riau
Tanjung Pinang
1.274.848 8.084,01 Sumatera
Islam
31 Daerah Khusus Ibukota Jakarta
N/A 8.860.381 740,29 Daerah Khusus Ibukota
Jawa
Islam
32 Jawa Barat
Bandung
38.965.440 36.925,05 Jawa
Islam
33 Jawa Tengah
Semarang
31.977.968 32.799,71 Jawa
Islam
34 Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta
3.343.651 3.133,15 Daerah Istimewa
Jawa
Islam
35 Jawa Timur
Surabaya
36.294.280 46.689,64 Jawa
Islam
36 Banten
Serang
9.028.816 9.018,64 Jawa
Islam
51 Bali
Denpasar
3.383.572 5.449,37 Nusa Tenggara
Hindu
52 Nusa Tenggara Barat
Mataram
4.184.411 19.708,79 Nusa Tenggara
Islam
53 Nusa Tenggara Timur
Kupang
4.260.294 46.137,87 Nusa Tenggara
Katolik
61 Kalimantan Barat
Pontianak
4.052.345 120.114,32 Kalimantan
Islam
62 Kalimantan Tengah
Palangkaraya
1.914.900 153.564,50 Kalimantan
Islam
63 Kalimantan Selatan
Banjarmasin
3.446.631 37.530,52 Kalimantan
Islam
64 Kalimantan Timur
Samarinda
2.848.798 194.849,08 Kalimantan
Islam
71 Sulawesi Utara
Manado
2.128.780 13.930,73 Sulawesi
Protestan
72 Sulawesi Tengah
Palu
2.294.841 68.089,83 Sulawesi
Islam
73 Sulawesi Selatan
Makassar
7.509.704 46.116,45 Sulawesi
Islam
74 Sulawesi Tenggara
Kendari
1.963.025 36.757,45 Sulawesi
Islam
75 Gorontalo
Gorontalo
922.176 12.165,44 Sulawesi
Islam
76 Sulawesi Barat
Mamuju
969.429 16.787,19 Sulawesi
Islam
81 Maluku
Ambon
1.251.539 47.350,42 Maluku
Protestan
82 Maluku Utara
Sofifi (de jure); Ternate (de facto) 884.142 39.959,99 Maluku
Islam
91 Papua Barat
Manokwari
643.012 114.566,40 Daerah Khusus
Papua
Protestan
92 Papua
Jayapura
1.875.388 309.934,40 Daerah Khusus
Papua
Protestan
http://map-bms.wikipedia.org/wiki/Daftar_propinsi_Indonesia
Daftar Pulau Terluar di Indonesia
Assalamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Pada tahun 2002 berdasarkan hasil kajian citra satelit menyatakan bahwa jumlah pulau di Indonesia adalah sebanyak 18.306 buah. Data Departemen Dalam Negeri berdasarkan laporan dari para gubernur dan bupati/walikota, pada tahun 2004 menyatakan bahwa 7.870 pulau yang bernama, sedangkan 9.634 pulau tak bernama. Dari sekian banyaknya pulau-pulau di Indonesia, yang berpenghuni hanya sekitar 6.000 pulau.
Berikut ini merupakan daftar 92 pulau terluar Indonesia berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005. Peraturan Presiden tersebut ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada 29 Desember 2005. Sebanyak 92 pulau di wilayah Indonesia berbatasan langsung dengan negara tetangga di antaranya: Malaysia (22), Vietnam (2), Filipina (11), Palau (7), Australia (23), Timor Leste (10), India (13), Singapura (4) dan Papua Nugini (1). Ke-92 pulau tersebut tersebar di 18 provinsi Indonesia yaitu Nanggroe Aceh Darussalam (6), Sumatera Utara (3), Kepulauan Riau (20), Sumatera Barat (2), Bengkulu (2), Lampung (1), Banten (1), Jawa Barat (1), Jawa Tengah (1), Jawa Timur (3), Nusa Tenggara Barat (1), Nusa Tenggara Timur (5), Kalimantan Timur (4), Sulawesi Tengah (3), Sulawesi Utara (11), Maluku Utara (1), Maluku (18), Papua (6) dan Papua Barat (3).
No. Nama pulau Koordinat titik terluar Perairan Wilayah administrasi Negara terdekat
1. Alor
8° 13′ 50″ LS, 125° 7′ 55″ BT
Selat Ombai
Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur
Timor Leste
2. Ararkula
5° 35′ 42″ LS, 134° 49′ 5″ BT
Laut Aru
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku
Australia
3. Asutubun
8° 3′ 7″ LS, 131° 18′ 2″ BT
Laut Timor
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
Timor Leste
4. Bangkit
1° 2′ 52″ LU, 123° 6′ 45″ BT
Laut Sulawesi
Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
Filipina
5. Barung
8° 30′ 30″ LS, 113° 17′ 37″ BT
Samudra Hindia
Kabupaten Jember, Jawa Timur
Australia
6. Batarkusu
8° 20′ 30″ LS, 130° 49′ 16″ BT
Laut Timor Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
7. Batek
9° 15′ 30″ LS, 123° 59′ 30″ BT
Laut Sawu
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur Timor Leste
8. Batu Bawaikang
4° 44′ 46″ LU, 125° 29′ 24″ BT
Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara
Filipina
9. Batu Berhanti
1° 11′ 6″ LU, 103° 52′ 57″ BT
Selat Singapura
Kota Batam, Kepulauan Riau
Singapura
10. Batu Goyang
7° 57′ 1″ LS, 134° 11′ 38″ BT
Laut Aru
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
11. Batu Kecil
5° 53′ 45″ LS, 104° 26′ 26″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Lampung Barat, Lampung
India
12. Batu Mandi
2° 52′ 10″ LU, 100° 41′ 5″ BT
Selat Malaka Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau Malaysia
13. Benggala
5° 47′ 34″ LU, 94° 58′ 21″ BT
Samudra Hindia Kota Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam
India
14. Bepondi
0° 23′ 38″ LS, 135° 16′ 27″ BT
Samudra Pasifik
Kabupaten Biak Numfor, Papua
Palau
15. Berhala
3° 46′ 38″ LU, 99° 30′ 3″ BT
Selat Malaka
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
Malaysia
16. Bras
0° 55′ 57″ LU, 134° 20′ 30″ BT
Samudra Pasifik Kabupaten Biak Numfor, Papua]] Palau
17. Budd
0° 32′ 8″ LU, 130° 43′ 52″ BT
Samudra Pasifik Kabupaten Sorong, Irian Jaya Barat
Palau
18. Damar
2° 44′ 29″ LU, 105° 22′ 46″ BT
Laut Natuna
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
19. Dana (Ndana)
11° 0′ 36″ LS, 122° 52′ 37″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur Australia
20. Dana
10° 50′ 0″ LS, 121° 16′ 57″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur Australia
21. Deli
7° 1′ 0″ LS, 105° 31′ 25″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Pandeglang, Banten
Australia
22. Dolangan
1° 22′ 40″ LU, 120° 53′ 4″ BT
Laut Sulawesi Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah
Malaysia
23. Enggano
5° 31′ 13″ LS, 102° 16′ 0″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu
India
24. Enu
7° 6′ 14″ LS, 134° 31′ 19″ BT
Laut Arafuru
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
25. Fani
1° 4′ 28″ LU, 131° 16′ 49″ BT
Samudra Pasifik Kabupaten Sorong, Irian Jaya Barat Palau
26. Fanildo
0° 56′ 22″ LU, 134° 17′ 44″ BT
Samudra Pasifik Kabupaten Biak Numfor, Papua Palau
27. Gosong Makasar
3° 59′ 25″ LU, 117° 57′ 42″ BT
Laut Sulawesi Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
Malaysia
28. Intata
4° 38′ 38″ LU, 127° 9′ 49″ BT
Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara
Filipina
29. Iyu Kecil
1° 11′ 30″ LU, 103° 21′ 8″ BT
Selat Malaka Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau Malaysia
30. Jiew
0° 43′ 39″ LU, 129° 8′ 30″ BT
Laut Halmahera
Halmahera, Maluku Utara
Palau
31. Kakarutan
4° 37′ 36″ LU, 127° 9′ 53″ BT
Samudra Pasifik Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara Filipina
32. Karang
7° 1′ 8″ LS, 134° 41′ 26″ BT
Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
33. Karaweira
6° 0′ 9″ LS, 134° 54′ 26″ BT
Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
34. Karimun Kecil
1° 9′ 59″ LU, 103° 23′ 20″ BT
Selat Malaka Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau Malaysia
35. Kawalusu
4° 14′ 6″ LU, 125° 18′ 59″ BT
Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara Filipina
36. Kawio
4° 40′ 16″ LU, 125° 25′ 41″ BT
Laut Mindanao
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara Filipina
37. Kepala
2° 38′ 42″ LU, 109° 10′ 4″ BT
Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
38. Kisar
8° 6′ 10″ LS, 127° 8′ 36″ BT
Selat Wetar
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
39. Kolepon
8° 12′ 49″ LS, 137° 41′ 24″ BT
Laut Aru Kabupaten Merauke, Papua Australia
40. Kultubai Selatan
6° 49′ 54″ LS, 134° 47′ 14″ BT
Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
41. Kultubai Utara
6° 38′ 50″ LS, 134° 50′ 12″ BT
Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
42. Laag
5° 23′ 14″ LS, 137° 43′ 7″ BT
Laut Aru Irian Jaya Timur, Papua Australia
43. Larat
7° 14′ 26″ LS, 131° 58′ 49″ BT
Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Australia
44. Leti
8° 14′ 20″ LS, 127° 37′ 50″ BT
Laut Timor
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
45. Liki
1° 34′ 26″ LS, 138° 42′ 57″ BT
Samudra Pasifik
Kabupaten Sarmi, Papua
Papua Nugini
46. Lingian
0° 59′ 55″ LU, 120° 12′ 50″ BT
Selat Makasar
Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah Malaysia
47. Liran
8° 3′ 50″ LS, 125° 44′ 0″ BT
Selat Wetar Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
48. Makalehi
2° 44′ 15″ LU, 125° 9′ 28″ BT
Laut Sulawesi
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara Filipina
49. Mangkai
3° 5′ 32″ LU, 105° 35′ 0″ BT
Laut Natuna
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
50. Mangudu
10° 20′ 8″ LS, 120° 5′ 56″ BT
Samudra Hindia
Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur
Australia
51. Manterawu
1° 45′ 47″ LU, 124° 43′ 51″ BT
Laut Sulawesi Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara Filipina
52. Manuk
7° 49′ 11″ LS, 108° 19′ 18″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat
Australia
53. Marampit
4° 46′ 18″ LU, 127° 8′ 32″ BT
Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara Filipina
54. Maratua
2° 15′ 12″ LU, 118° 38′ 41″ BT
Laut Sulawesi Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Malaysia
55. Marore
4° 44′ 14″ LU, 125° 28′ 42″ BT
Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara Filipina
56. Marsela
8° 13′ 29″ LS, 129° 49′ 32″ BT
Laut Timor
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
57. Meatimiarang
8° 21′ 9″ LS, 128° 30′ 52″ BT
Laut Timor Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
58. Mega
4° 1′ 12″ LS, 101° 1′ 49″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu India
59. Miangas
5° 34′ 2″ LU, 126° 34′ 54″ BT
Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara Filipina
60. Miossu
0° 20′ 16″ LS, 132° 9′ 34″ BT
Samudra Pasifik Kabupaten Sorong, Irian Jaya Barat Palau
61. Nipa
1° 9′ 13″ LU, 103° 39′ 11″ BT
Selat Singapura
Kota Batam, Kepulauan Riau Singapura
62. Nongsa
1° 12′ 29″ LU, 104° 4′ 47″ BT
Selat Singapura Kota Batam, Kepulauan Riau Singapura
63. Nusakambangan
7° 47′ 5″ LS, 109° 2′ 34″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
Australia
64. Panambulai
6° 19′ 26″ LS, 134° 54′ 53″ BT
Laut Aru Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Australia
65. Panehan
8° 22′ 17″ LS, 111° 30′ 41″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
Australia
66. Pelampong
1° 7′ 44″ LU, 103° 41′ 58″ BT
Selat Singapura Kota Batam, Kepulauan Riau Singapura
67. Raya
4° 52′ 33″ LU, 95° 21′ 46″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam India
68. Rondo
6° 4′ 30″ LU, 95° 6′ 45″ BT
Samudra Hindia Kota Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam India
69. Rusa
5° 16′ 34″ LU, 95° 12′ 7″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam India
70. Salando
1° 20′ 16″ LU, 120° 47′ 31″ BT
Laut Sulawesi Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah Malaysia
71. Salaut Besar
2° 57′ 51″ LU, 95° 23′ 34″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam India
72. Sambit
1° 46′ 53″ LU, 119° 2′ 26″ BT
Laut Sulawesi Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Malaysia
73. Sebatik
4° 10′ 0″ LU, 117° 54′ 0″ BT
Selat Makasar Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur Malaysia
74. Sebetul
4° 42′ 25″ LU, 107° 54′ 20″ BT
Laut China Selatan
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Vietnam
75. Sekatung
4° 47′ 45″ LU, 108° 1′ 19″ BT
Laut China Selatan Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Vietnam
76. Sekel
8° 24′ 24″ LS, 111° 42′ 31″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur Australia
77. Selaru
8° 10′ 17″ LS, 131° 7′ 31″ BT
Laut Timor Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Australia
78. Semiun
4° 31′ 9″ LU, 107° 43′ 17″ BT
Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
79. Sentut
1° 2′ 52″ LU, 104° 49′ 50″ BT
Selat Singapura
Kabupaten Kepulauan Riau, Kepulauan Riau Malaysia
80. Senua
4° 0′ 48″ LU, 108° 25′ 4″ BT
Laut China Selatan
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
81. Sibarubaru
3° 17′ 48″ LS, 100° 19′ 47″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat India
82. Simeuleuceut
2° 31′ 47″ LU, 95° 55′ 5″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam India
83. Simuk
0° 5′ 33″ LS, 97° 51′ 14″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Nias, Sumatera Utara India
84. Sinyaunyau
1° 51′ 58″ LS, 99° 4′ 34″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat India
85. Sophialouisa
8° 55′ 20″ LS, 116° 0′ 8″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Australia
86. Subi Kecil
3° 1′ 51″ LU, 108° 54′ 52″ BT
Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
87. Tokong Belayar
3° 27′ 4″ LU, 106° 16′ 8″ BT
Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
88. Tokong Malang Biru
2° 18′ 0″ LU, 105° 35′ 47″ BT
Laut Natuna
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
89. Tokong Nanas
3° 19′ 52″ LU, 105° 57′ 4″ BT
Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
90. Tokongboro
4° 4′ 1″ LU, 107° 26′ 9″ BT
Laut Natuna Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Malaysia
91. Wetar
7° 56′ 50″ LS, 126° 28′ 10″ BT
Laut Banda
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Timor Leste
92. Wunga
1° 12′ 47″ LU, 97° 4′ 48″ BT
Samudra Hindia Kabupaten Nias, Sumatera Utara India
Semoga data ini bermanfaat sehingga kita bisa mengetahui lebih banyak mengenai wilayah Negara Indonesia.
Wassalamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
http://indo-comunity.blogspot.com/2011/01/daftar-pulau-pulau-di-indonesia-detil.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_terluar_Indonesia
PERBATASAN DARATAN DAN LAUTAN INDONESIA
Assalamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Indonesia memiliki wilayah yang cukup luas yang tentunya memiliki wilayah perbatasan yang secara langsung maupun tidak langsung berbatasa dengan negara lain. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer, memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat (kontinen) maupun laut (maritim).
Dua pertiga dari wilayah Indonesia adalah laut, implikasinya, hanya ada tiga perbatasan darat dan sisanya adalah perbatasan laut. Perbatasan laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara diantaranya Malaysia, Singapura, Filipina, India, Thailand, Vietnam, Republik Palau, Australia, Timor Leste, dan Papua Nugini. Sedangkan untuk wilayah darat, Indonesia berbatasan langsung dengan tiga negara, yakni Malaysia, Papua Nugini, danTimor Leste dengan panjang garis perbatasan darat secara keseluruhan adalah 2914,1 km. Luasnya wilayah perbatasan laut dan darat Indonesia tentunya membutuhkan dukungan sistem manajemen perbatasan yang terorganisir dan profesional, baik itu ditingkat pusat maupun daerah. Akan tetapi minimnya infrastruktur di kawasan perbatasan telah menunjukkan bahwa pemerintah tidak memiliki sebuah sistem manajemen perbatasan yang baik.
Adapun batas-batas wilayah laut Indonesia dengan negara-negara tetangga meliputi: (1) batas laut teritorial, (2) batas zona tambahan, (3) batas perairan ZEE, dan (4) batas landas kontinen. Yang dimaksud laut teritorial adalah wilayah kedaulatan suatu negara pantai yang meliputi ruang udara dan laut serta tanah di bawahnya sejauh 12 mil laut yang diukur dari garis pangkal. Zona tambahan mencakup wilayah perairan laut sampai ke batas 12 mil laut di luar laut teritorial atau 24 mil laut diukur dari garis pangkal. ZEE adalah suatu wilayah perairan laut di luar dan berdampingan dengan laut teritorial yang lebarnya tidak lebih dari 200 mil laut dari garis pangkal; yang mana suatu negara pantai (coastal state) memiliki hak atas kedaulatan untuk eksplorasi, konservasi, dan pemanfaatan sumber daya alam. Landas kontinen suatu negara meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya yang menyambung dari laut teritorial negara pantai melalui kelanjutan alamiah dari wilayah daratannya sampai ujung terluar tepian kontinen.
Indonesia memiliki sepuluh negara tetangga yang berbatasan, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, India, Filipina, Vietnam, Papua Nugini, Australia, Palau dan Timor Leste.
Semoga bermanfaat. Wassalamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
http://kawasan.bappenas.go.id/index.php?catid=36:sub-direktorat-kawasan-khusus-perbatasan&id=98:perbatasan&option=com_content&view=article
http://bilqisiqlib.wordpress.com/2011/12/04/batas-negara-indonesia/
Langganan:
Postingan (Atom)