1. LATAR
BELAKANG MASALAH
Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal
yang menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau
problematika yang muncul dapat ditulis dalam bentuk uraian paparan,atau
poin-poinnya saja. Pada bagian ini dikemukakan :
1. Pentingnya masalah masalah yang akan dibahas.
2. Telaah pustaka yang telah ada tentang teknologi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
3. Manfaat praktis hasil bahasan.
4. Perumusan masalah pokok yang dibahas secara eksplisit. Biasakan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan .
Dalam bagian latar belakang ini diharapkan penulis menuliskan sebab-sebab ia memilih judul atas permasalahan tersebut.Alasan-alasan yang dapat dikemukakan antara lain:
a. Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membantu pelaksanaan kerja yang lebih efektif misalnya,atau akan dicari pemecahannya karena berbahaya apabila tidak.Jadi pentingnya diadakan penelitian.
b. Menarik minat peneliti karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan gambaran bahwa hal itu sangat menarik.
c. Sepanjang sepengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut.
Latar belakang masalah menguraikan alasan-alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian menjadi fokus penelitian. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan penelitian, yang akan dilakukan untuk menyiapkan skripsi. Secara operasional permasalahan penelitian yang dimaksud harus gayut (relevan) dengan rumusan masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan penguji.
Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
1) penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik untuk diteliti.
2) beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan bahwa masalah yang diajukan/diteliti belum pernah diteliti oleh siapapun, dan jika ini merupakan penelitian ulang (replikasi) harus dijelaskan alasannya mengapa hal itu dilakukan.
3) Kedudukan masalah yang diteliti dalan konteks permasalahan yang lebih luas dengan memperhatikan perkembangan bidang yang dikaji.
1. Pentingnya masalah masalah yang akan dibahas.
2. Telaah pustaka yang telah ada tentang teknologi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
3. Manfaat praktis hasil bahasan.
4. Perumusan masalah pokok yang dibahas secara eksplisit. Biasakan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan .
Dalam bagian latar belakang ini diharapkan penulis menuliskan sebab-sebab ia memilih judul atas permasalahan tersebut.Alasan-alasan yang dapat dikemukakan antara lain:
a. Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membantu pelaksanaan kerja yang lebih efektif misalnya,atau akan dicari pemecahannya karena berbahaya apabila tidak.Jadi pentingnya diadakan penelitian.
b. Menarik minat peneliti karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan gambaran bahwa hal itu sangat menarik.
c. Sepanjang sepengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut.
Latar belakang masalah menguraikan alasan-alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian menjadi fokus penelitian. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan penelitian, yang akan dilakukan untuk menyiapkan skripsi. Secara operasional permasalahan penelitian yang dimaksud harus gayut (relevan) dengan rumusan masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan penguji.
Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
1) penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik untuk diteliti.
2) beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan bahwa masalah yang diajukan/diteliti belum pernah diteliti oleh siapapun, dan jika ini merupakan penelitian ulang (replikasi) harus dijelaskan alasannya mengapa hal itu dilakukan.
3) Kedudukan masalah yang diteliti dalan konteks permasalahan yang lebih luas dengan memperhatikan perkembangan bidang yang dikaji.
Dalam hal ini para penulis sebaiknya menyadari
bahwa pemilihan masalah harus didasarkan atas minat dan penghayatan sendiri.
Alasan pemilihan masalah yang paling tepat adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi.Menurut Prof.Dr. Winarno memilih masalah adalah mendalami masalah itu,sehingga harus dilakukan secara lebih sestematis dan intensif.
Selanjutnya oleh Dr.Winarno dikatakan bahwa setelah studi eksploratoris ini penulis menjadi jelas terhadap masalah yang dihadapi,dari aspek historis,hubungannya dengan ilmu yang lebih luas,situasi dewasa ini dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan lain-lainnya.
1. Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
2. Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh.
3. Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi.
4. Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data.
5. Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.
Alasan pemilihan masalah yang paling tepat adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi.Menurut Prof.Dr. Winarno memilih masalah adalah mendalami masalah itu,sehingga harus dilakukan secara lebih sestematis dan intensif.
Selanjutnya oleh Dr.Winarno dikatakan bahwa setelah studi eksploratoris ini penulis menjadi jelas terhadap masalah yang dihadapi,dari aspek historis,hubungannya dengan ilmu yang lebih luas,situasi dewasa ini dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan lain-lainnya.
1. Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
2. Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh.
3. Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi.
4. Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data.
5. Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.
2. BATASAN
MASALAH
Membuat batasan masalah dalam kerangka penelitian
meliputi hal – hal seperti jumlah responden yang akan kita teliti. Agar tidak melebar, masalah
penelitian perlu dibatasi. Sebab, jika tidak dibatasi, masalah tersebut mungkin
tidak sesuai dengan kemampuan penulis, baik dari segi pengetahuan, ekonomi,
maupun waktu. Selain itu, hasilnya pun akan dangkal sehingga tidak memenuhi
salah satu syarat karya ilmiah.
3. RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah ditulis untuk menspesifikasikan
masalah yang akan dibahas dalam karangan. Masalah yang dirumuskan harus
merupakan hasil penspesifikasian atau pengkhususan masalah utama yang harus
dijawab pada bab kesimpulan. Jawabannya diperoleh dari hasil analisis data.
Kemudian yang harus diamati adalah wilayah penelitian. Biasanya dalam wilayah penelitian
yang sifatnya sangat besar, bisa ditentukan dari beberapa kota, atau jika ingin
ruang lingkup yang lebih kecil maka kita bisa membuatnya hanya di satu tempat.
Misalnya saja, bagi teman – teman yang akan melakukan penelitian menyangkut
skripsinya bisa membuat penelitiannya di satu kampus saja. Tujuannya agar lebih
efisien dan fleksibel.
4. TUJUAN
PENELITIAN
·
Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau
hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan
metodologis.
·
Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa,
sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu
menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu
pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
·
Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi
wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau
orang-orang yang berminat membacanya.
·
Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki
mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah
setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari
jurusannya.
·
Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
5. MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat penelitian bagi penulis adalah berikut:
- Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
- Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
- Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
- Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
- Memperoleh kepuasan intelektual;
- Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
- Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
6. HIPOTESIS
Hipotesis
atau hipotesa adalah jawaban
sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus
dibuktikan kebenarannya. Hipotesis
berasal dari bahasa Yunani:
hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat
yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah
ilmiah
yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah
yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar,
teliti,
dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut
dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna
di dalamnya.
Tahap-tahap
pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:
- Penentuan masalah.
Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu
keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan
berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu
yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar
dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan
masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
- Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi
pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran
ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta
yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi,
karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit,
dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan
hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya
digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
- Pengumpulan fakta.
Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah
fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan
hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan
memilih fakta.
- Formulasi hipotesa.
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau
intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa
diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta. Sebagai
contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa,
diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya
dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula
dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
- Pengujian hipotesa
Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan
yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan
fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan)
terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan
hipotesa. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh
fakta yang dinamakan koroborasi
(corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat
disebut teori.
- Aplikasi/penerapan.
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan
menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan
ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat
diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
CIRI-CIRI
HIPOTESIS YANG BAIK
Sebuah hipotesis atau
dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal
tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus
mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus
menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya
konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya
dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa
penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus
menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis harus dapat
menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis
variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan
kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa
perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat
Diuji
Hipotesis harus dapat
di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan
mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus
konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak
bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus
berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu
pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh
karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian
sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan
Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan
dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis
dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan
peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
7. KAJIAN
PUSTAKA/LANDASAN TEORI
Kajian
pustaka dalam penelitian, baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan
mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa kajian pustaka merupakan merupakan variabel yang menentukan dalam suatu
penelitian. Karena akan menentukan cakrawala dari segi tujuan dan hasil
penelitian. Di samping itu, berfungsi memberikan landasan teoritis tentang mengapa
penelitian tersebut perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka
pengetahuan.
Oleh
karena itu, pengertian kajian pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau
rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada
kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian.
Tujuan
utama kajian pustaka adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan peneliti
yang pernah dilakukan. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami
mengapa masalah atau tema diangkat dalam penelitiannya. Di samping itu, kajian
pustaka juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat
dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengatahuan yang lebih luas.
Secara
lebih rinci tujuan kajian pustaka, dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Menentukan dan membatasi permasalahan penelitian.
- Meletakkan penelitian pada perspektif sejarah dan asosiasoinal.
- Menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu. Replikasi yang tidak sengaja terhadap penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti perlu dihindari karena hanya merupakan pemborosan.
- Menghubungkan penemuan dengan pengatahuan yang ada dan ususlan untuk penelitian lebih lanjut.
Karena tujuan ini, kajian pustaka
bukanlah proses yang mudah dilakukan. Pembuatan kajian pustaka menuntut
pemahaman yang komprehensif dari peneliti tentang pengatahuan yang pernah
ditulis oleh orang lain dalam bidang yang menjadi konsepnya. Kajian pustaka
meliputi kegiatan mencari, membaca, mengevaluasi, menganalisis dan membuat
sistesis laporan-laporan penelitian dan teori, serta melaporkan amatan dan
pendapat yang berhubungan dengan penelitian yang direncanakan.
Dalam
kajian pustaka dimuat esensi-esensi hasil penelitian literatur yaitu berupa teori-teori. Uraian teori yang
disusun bisa dengan kata-kata penulis secara bebas dengan tidak mengurangi
makna teori tersebut, dapat juga dalam bentuk kutipan dari tulisan orang lain,
yaitu kutipan langsung tanpa mengubah kata-kata atau tanda bacaan, kemudian
dianalisis dibandingkan dan dikonstuksikan, teori-teori dan temuan-temuan itu
harus relevan dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan. Kegunaannya
adalah untuk bahan acuan penelitian. Kebenaran yang diperoleh dari penelitian
tersebut karena ada acuan disebut kebenaran koherensi, artinya terdapat
relevansi dengan teori-teori yang telah dikemukakan para ahli terdahulu.
8. METODOLOGI
PENELITIAN
A. PENGERTIAN VARIABEL
1. Suharsimi
Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian.
2. Ibnu Hajar
(1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang
diteliti.
3. Sutrisno
Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau
tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
4. M. Nazir
(1999:149) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. 5.
Variabel
adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1) variabel jenis
kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani,
pedagang).
B. PENGERTIAN SAMPEL
Sampel adalah contoh, monster, representan atau wakil
dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya atau satu bagian dari
keseluruhan yang dipilih dan representatif sifatnya. Aktivitas pengumpulan
sampel disebut sampling.
Sedangkan populasi adalah totatlitas semua kasus, kejadian, orang atau hal. Populasi dapat berwujud sejumlah manusia, kurikulum, manajemen, alat-alat mengajar, cara mengajar, peristiwa. Dari semua populasi harus dapat ditegaskan/ditemukan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi bila akan dijadikan obyek penelitian.
Tujuan peneliti mengambil sampel adalah memperoleh keterangan mengenai obyek penelitian dengan jalan hanya mengamati sebagian saja dari populasi. Hal ini dilakukan karena berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan.
Sedangkan populasi adalah totatlitas semua kasus, kejadian, orang atau hal. Populasi dapat berwujud sejumlah manusia, kurikulum, manajemen, alat-alat mengajar, cara mengajar, peristiwa. Dari semua populasi harus dapat ditegaskan/ditemukan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi bila akan dijadikan obyek penelitian.
Tujuan peneliti mengambil sampel adalah memperoleh keterangan mengenai obyek penelitian dengan jalan hanya mengamati sebagian saja dari populasi. Hal ini dilakukan karena berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan.
C. SUMBER DATA
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan
dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data
yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber
datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang
memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus
grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
b. Data
Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber
yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh
dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal,
dan lain-lain.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai
cara sbb :
Teknik
observasi
Teknik observasi adalah teknik
pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan pengamatan secara langsung di
lapangan. Pengamatat disebut observer yang diamati disebut observe.
Kriteria pengamatan sebagai alat
pengumpulan data dalam penelitian adalah sbb :
a.
Pengamatan
termasuk kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data yang direncanakan.
b. Pengamatan
dilakukan untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.
c.
Pengamatan
dilakukan dengan pencatatan yang cermat.
d. Pengamatan
mengumpulkan data yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Macam-macam teknik observasi
meliputi hal-hal berikut :
a.
Teknik
observasi partisipasi
Bila
observer terlibat di dalamnya bersama dengan observe untuk beberapa waktu.
b. Teknik observasi nonpartisipasi
Bila
observer tidak terlibat di dalamnya.
c.
Teknik
pengamatan berstruktur.
Bila
observer sudah mengetahui aspek/gejala yang akan diamati.
d. Teknik pengamatan tidak berstruktur.
Bila
observer belum mengetahui aspek/gejala yang akan diamati,tetapi hanya mencatat
gejala yang terjadi pada objek yang diamati.
Kebaikan
teknik observasi adalah :
a. Murah dan mudah dilaksanakan.
b. Dapat dilakukan secara serempak dengan
observer lebih dari satu.
c. Observer yang sibuk biasanya tidak keberatan
untuk diamati.
Kelemahan teknik observasi adalah :
a. Banyak peristiwa psikis yang tidak dapat
diamati, misalnya cinta, simpatik, harapan,dll.
b. Observee dapat sengaja memberikan kesan yang
menyenangkan atau sebaliknya.
c. Observasi banyak dipengaruhi oleh
factor-faktor yang tidak dapat diamati.
2. Teknik
wawancara / interview
Teknik wawancara adalah teknik
pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada responden. Orang yang
mewawancarai disebut interviewer dan orang yang diwawancarai disebut interviewe
.
Pedoman wawancara meliputi hal-hal
berikut :
a.
Berstruktur :
pedoman wawancara disusun secara terinci.
b. Tidak
berstruktur : pedoman wawancara hanya memuat garis besar.Langkah-langkah
pelaksanaan wawancara meliputi hal-hal sbb :
a.
Membuat pedoman wawancara.
b. Menetapkan
sampel bila memakai sampel
c.
Latihan wawancara.
d. Mulai
wawancara yang sebenarnya.
Kebaikan teknik wawancara adalah sbb
:
a. Dapat
mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.
b. Hasil
kesimpulan lebih teliti.
c. Bila
daftar pertanyaan uniform (seragam) dapat dilakukan oleh petugas.
Kelemahan teknik wawancara adalah
sbb:
a.
Mudah terpengaruh oleh situasi sekitar.
b. Kurang
efisiensi waktu, biaya, dan tenaga.
c.
Pelaksanaannya kaku.
3. Teknik
angket ( kuesioner )
Teknik angket adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
responden.
Jenis – jenis angket menurut cara
penyampaiannya meliputi hal – hal berikut :
a. Angket langsung :
informasi tentang dirinya sendiri.
b. Angket tidak
langsung : informasi tentang orang lain.
Langkah penyusunan angket meliputi
hal – hal berikut :
a.
Menentukan variabel yang akan dipergunakan.
b.
Menentukan variabel yang dibutuhkan setiap variabel.
c.
Menentukan jawaban yang dibutuhkan setiap variable.
d.
Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.
Kebaikan teknik
angket adalah sebagai berikut :
a.
Efisiensi waktu, biaya, dan tenaga.
b. Hasil
dapat segera diumumkan.
c.
Dapat menjangkau daerah yang luas dan jumlah populasi yang banyak.
Kelemahan teknik
angket adalah sebagai berikut :
a.
Banyak unsur pribadi yang tidak terungkap.
b. Sulit
menyusun item yang tepat.
c.
Jawaban bisa subjektif.
4. Teknik
kepustakaan / studi pustaka
Teknik kepustakaan adalah teknik
pengumpulan data dengan melalui telaah/ studi dari berbagai laporan penelitian
dan buku literature yang relevan.
Faktor – faktor yang harus
diperhatikan meliputi hal – hal berikut :
a. Diperlukan sebanyak mungkin pustaka
yang relevan.
b. Harus tetap berpegang pada kerangka
penelitian.
c. Diperhatikan keserasian tujuan
penelitian dengan pustaka yang digunakan.
d. Diperlukan sumber pustaka dan
penulis pustaka tersebut.
Keuntungannya yaitu tidak menghabiskan banyak
biaya dan waktu.
Kelemahannya yaitu kurangnya tingkat kedalaman
masalah yang dianalisis dan kurangnya ketergantungan hasil penelitian terhadap
pustaka yang digunakan.
5. Teknik
analisis isi media massa
Teknik analisis isi media
massa adalah teknik pengumpulan data dengan cara menganalisis isi media massa.
Media massa dijadikan sumber untuk pengumpulan data, misalnya radio, televisi,
Koran, majalah, dan buletin.
Berita yang dapat dijadikan data
adalah sbb :
a.
Berita yang objektif / apa adanya.
b. Tidak
memihak sehingga tidak menyesatkan pengumpulan data.
c.
Mengandung wawasan ilmiah.
d. Beritanya
actual.
Cara mengumpulkan data adalah sbb :
a. Apabila data bersumber dari radio
atau televise biasanya direkam dengan kaset, ditulis isi beritanya ditulis
kapan berita itu disiarkan, dan ditulis nama sumber berita itu.
b. Apabila data bersumber dari surat
kabar, majalah, dan bulletin dibuat kliping yang lengkap, ditulis nama sumber
berita, dan tanggal pemberitaan serta dibuat pengelompokkan kliping sesuai
dengan jenis data yang dikumpulkan.
Kelebihannya adalah sebagai berikut
:
a. Ruang lingkup luas.
b. Dapat diperoleh data sebanyak –
banyaknya sesuai dengan keinginan.
c. Tidak hanya memuat data tentang
fakta, tetap[I juga opini dan interpretasi.
Kelemahannya adalah sebagai berikut
:
Pengungkapan fakta yang kurang
teliti karena singkatnya waktu dan keterbatasan menyelami
peristiwa.
6. Teknik
test
Untuk pengumpulan data dapat juga
dengan cara test. Test adalah serentetan pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki
individu atau kelompok.
Ada dua macam test, yaitu :
a. Test buatan perorangan ( missal
buatan guru ) yang belum melalui uji coba berkali – kali sehingga belum teruji
kebaikannya.
b. Test standard yaitu tes yang dibuat
oleh para ahli yang telah diujicobakan dan cukup baik,misalnya test IQ.
Pedoman
pelaksanaan test meliputi hal – hal sbb :
a. Harus ada panduan yang jelas tentang
cara mengisi test.
b. Tersedianya waktu yang memadai.
c. Pada waktu pelaksanaan test situasi
lingkungan harus mendukung, tenang, aman, dan terang.
d. Test diberikan lebih dari satu orang
sebagai bahan pembanding.
e. Mempunyai ijin dari lembaga /
instansi tempat pelaksanaan test
9. SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar