Halo Assalamu'alaykum

Minggu, 09 Juni 2013

TEORI DALAM PEMBUATAN PROPOSAL



1.      LATAR BELAKANG MASALAH
Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang muncul dapat ditulis dalam bentuk uraian paparan,atau poin-poinnya saja. Pada bagian ini dikemukakan :
1. Pentingnya masalah masalah yang akan dibahas.
2. Telaah pustaka yang telah ada tentang teknologi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
3. Manfaat praktis hasil bahasan.
4. Perumusan masalah pokok yang dibahas secara eksplisit. Biasakan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan .
Dalam bagian latar belakang ini diharapkan penulis menuliskan sebab-sebab ia memilih judul atas permasalahan tersebut.Alasan-alasan yang dapat dikemukakan antara lain:
a. Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membantu pelaksanaan kerja yang lebih efektif misalnya,atau akan dicari pemecahannya karena berbahaya apabila tidak.Jadi pentingnya diadakan penelitian.
b. Menarik minat peneliti karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan gambaran bahwa hal itu sangat menarik.
c. Sepanjang sepengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut.
Latar belakang masalah menguraikan alasan-alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian menjadi fokus penelitian. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan penelitian, yang akan dilakukan untuk menyiapkan skripsi. Secara operasional permasalahan penelitian yang dimaksud harus gayut (relevan) dengan rumusan masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan penguji.
Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
1) penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik untuk diteliti.
2) beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan bahwa masalah yang diajukan/diteliti belum pernah diteliti oleh siapapun, dan jika ini merupakan penelitian ulang (replikasi) harus dijelaskan alasannya mengapa hal itu dilakukan.
3) Kedudukan masalah yang diteliti dalan konteks permasalahan yang lebih luas dengan memperhatikan perkembangan bidang yang dikaji.
Dalam hal ini para penulis sebaiknya menyadari bahwa pemilihan masalah harus didasarkan atas minat dan penghayatan sendiri.
Alasan pemilihan masalah yang paling tepat adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi.Menurut Prof.Dr. Winarno memilih masalah adalah mendalami masalah itu,sehingga harus dilakukan secara lebih sestematis dan intensif.
Selanjutnya oleh Dr.Winarno dikatakan bahwa setelah studi eksploratoris ini penulis menjadi jelas terhadap masalah yang dihadapi,dari aspek historis,hubungannya dengan ilmu yang lebih luas,situasi dewasa ini dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan lain-lainnya.
1. Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
2. Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh.
3. Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi.
4. Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data.
5. Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.
2.      BATASAN MASALAH
Membuat batasan masalah dalam kerangka penelitian meliputi hal – hal seperti jumlah responden yang akan kita teliti. Agar tidak melebar, masalah penelitian perlu dibatasi. Sebab, jika tidak dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak sesuai dengan kemampuan penulis, baik dari segi pengetahuan, ekonomi, maupun waktu. Selain itu, hasilnya pun akan dangkal sehingga tidak memenuhi salah satu syarat karya ilmiah.

3.      RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah ditulis untuk menspesifikasikan masalah yang akan dibahas dalam karangan. Masalah yang dirumuskan harus merupakan hasil penspesifikasian atau pengkhususan masalah utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan. Jawabannya diperoleh dari hasil analisis data. Kemudian yang harus diamati adalah wilayah penelitian. Biasanya dalam wilayah penelitian yang sifatnya sangat besar, bisa ditentukan dari beberapa kota, atau jika ingin ruang lingkup yang lebih kecil maka kita bisa membuatnya hanya di satu tempat. Misalnya saja, bagi teman – teman yang akan melakukan penelitian menyangkut skripsinya bisa membuat penelitiannya di satu kampus saja. Tujuannya agar lebih efisien dan fleksibel.

4.      TUJUAN PENELITIAN
·         Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
·         Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
·         Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
·         Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
·         Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

5.      MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian bagi penulis adalah berikut:
  • Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
  • Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
  • Memperoleh kepuasan intelektual;
  • Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
  • Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
6.      HIPOTESIS
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.

Tahap-tahap pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:
  1. Penentuan masalah.
Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
  1. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
  1. Pengumpulan fakta.
Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
  1. Formulasi hipotesa.
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
  1. Pengujian hipotesa
Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
  1. Aplikasi/penerapan.
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.

CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.

7.      KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI
Kajian pustaka dalam penelitian, baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kajian pustaka merupakan merupakan variabel yang menentukan dalam suatu penelitian. Karena akan menentukan cakrawala dari segi tujuan dan hasil penelitian. Di samping itu, berfungsi memberikan landasan teoritis tentang mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan.
Oleh karena itu, pengertian kajian pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian.
Tujuan utama kajian pustaka adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan peneliti yang pernah dilakukan. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami mengapa masalah atau tema diangkat dalam penelitiannya. Di samping itu, kajian pustaka juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengatahuan yang lebih luas.
Secara lebih rinci tujuan kajian pustaka, dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Menentukan dan membatasi permasalahan penelitian.
  2. Meletakkan penelitian pada perspektif sejarah dan asosiasoinal.
  3. Menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu. Replikasi yang tidak sengaja terhadap penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti perlu dihindari karena hanya merupakan pemborosan.
  4. Menghubungkan penemuan dengan pengatahuan yang ada dan ususlan untuk penelitian lebih lanjut.
Karena tujuan ini, kajian pustaka bukanlah proses yang mudah dilakukan. Pembuatan kajian pustaka menuntut pemahaman yang komprehensif dari peneliti tentang pengatahuan yang pernah ditulis oleh orang lain dalam bidang yang menjadi konsepnya. Kajian pustaka meliputi kegiatan mencari, membaca, mengevaluasi, menganalisis dan membuat sistesis laporan-laporan penelitian dan teori, serta melaporkan amatan dan pendapat yang berhubungan dengan penelitian yang direncanakan.
Dalam kajian pustaka dimuat esensi-esensi hasil penelitian literatur yaitu berupa teori-teori. Uraian teori yang disusun bisa dengan kata-kata penulis secara bebas dengan tidak mengurangi makna teori tersebut, dapat juga dalam bentuk kutipan dari tulisan orang lain, yaitu kutipan langsung tanpa mengubah kata-kata atau tanda bacaan, kemudian dianalisis dibandingkan dan dikonstuksikan, teori-teori dan temuan-temuan itu harus relevan dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan. Kegunaannya adalah untuk bahan acuan penelitian. Kebenaran yang diperoleh dari penelitian tersebut karena ada acuan disebut kebenaran koherensi, artinya terdapat relevansi dengan teori-teori yang telah dikemukakan para ahli terdahulu.

8.      METODOLOGI PENELITIAN
A.    PENGERTIAN VARIABEL
1.      Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
2.      Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.
3.      Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
4.      M. Nazir (1999:149) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. 5.      Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1) variabel jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani, pedagang).

B.  PENGERTIAN SAMPEL
Sampel adalah contoh, monster, representan atau wakil dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya atau satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan representatif sifatnya. Aktivitas pengumpulan sampel disebut sampling.
Sedangkan populasi adalah totatlitas semua kasus, kejadian, orang atau hal. Populasi dapat berwujud sejumlah manusia, kurikulum, manajemen, alat-alat mengajar, cara mengajar, peristiwa. Dari semua populasi harus dapat ditegaskan/ditemukan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi bila akan dijadikan obyek penelitian.
Tujuan peneliti mengambil sampel adalah memperoleh keterangan mengenai obyek penelitian dengan jalan hanya mengamati sebagian saja dari populasi. Hal ini dilakukan karena berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan.

C. SUMBER DATA
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.
a.       Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
b.      Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

D. METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara  sbb :
Teknik observasi
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatat disebut observer yang diamati disebut observe.
Kriteria pengamatan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian adalah sbb :
a.       Pengamatan termasuk kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data yang direncanakan.
b.      Pengamatan dilakukan untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.
c.       Pengamatan dilakukan dengan pencatatan yang cermat.
d.      Pengamatan mengumpulkan data yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Macam-macam teknik observasi meliputi hal-hal berikut :
a.        Teknik observasi partisipasi
Bila observer terlibat di dalamnya bersama dengan observe untuk beberapa waktu.
b.       Teknik observasi nonpartisipasi
Bila observer tidak terlibat di dalamnya.
c.        Teknik pengamatan berstruktur.
Bila observer sudah mengetahui aspek/gejala yang akan diamati.
d.       Teknik pengamatan tidak berstruktur.
Bila observer belum mengetahui aspek/gejala yang akan diamati,tetapi hanya mencatat gejala yang terjadi pada objek yang diamati.

Kebaikan teknik observasi adalah :
a. Murah dan mudah dilaksanakan.
b. Dapat dilakukan secara serempak dengan observer lebih dari satu.
c. Observer yang sibuk biasanya tidak keberatan untuk diamati.
Kelemahan teknik observasi  adalah :
a. Banyak peristiwa psikis yang tidak dapat diamati, misalnya cinta, simpatik, harapan,dll.
b. Observee dapat sengaja memberikan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya.
c. Observasi banyak dipengaruhi oleh factor-faktor yang tidak dapat diamati.

2.      Teknik wawancara / interview
Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada responden. Orang yang mewawancarai disebut interviewer dan orang yang diwawancarai disebut interviewe .
Pedoman wawancara meliputi hal-hal berikut :
a.      Berstruktur          : pedoman wawancara disusun secara terinci.
b.     Tidak berstruktur  : pedoman wawancara hanya memuat garis besar.Langkah-langkah pelaksanaan wawancara meliputi hal-hal sbb :
a.      Membuat pedoman wawancara.
b.     Menetapkan sampel bila memakai sampel
c.      Latihan wawancara.
d.     Mulai wawancara yang sebenarnya.

Kebaikan teknik wawancara adalah sbb :
a.     Dapat mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.
b.     Hasil kesimpulan lebih teliti.
c.     Bila daftar pertanyaan uniform (seragam) dapat dilakukan oleh petugas.

Kelemahan teknik wawancara adalah sbb:
a.      Mudah terpengaruh oleh situasi sekitar.
b.     Kurang efisiensi waktu, biaya, dan tenaga.
c.      Pelaksanaannya kaku.

3.      Teknik angket ( kuesioner )
Teknik angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden.

Jenis – jenis angket menurut cara penyampaiannya meliputi hal – hal berikut :
a. Angket langsung   : informasi tentang dirinya sendiri.
b. Angket tidak langsung     : informasi tentang orang lain.

Langkah penyusunan angket meliputi hal – hal berikut :
a.      Menentukan variabel yang akan dipergunakan.
b.     Menentukan variabel yang dibutuhkan setiap variabel.
c.      Menentukan jawaban yang dibutuhkan setiap variable.
d.     Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.

    Kebaikan teknik angket adalah sebagai berikut :
a.      Efisiensi waktu, biaya, dan tenaga.
b.     Hasil dapat segera diumumkan.
c.      Dapat menjangkau daerah yang luas dan jumlah populasi yang banyak.

    Kelemahan teknik angket adalah sebagai berikut :
a.      Banyak unsur pribadi yang tidak terungkap.
b.     Sulit menyusun item yang tepat.
c.      Jawaban bisa  subjektif. 

4.      Teknik kepustakaan / studi pustaka
Teknik kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan melalui telaah/ studi dari berbagai laporan penelitian dan buku literature yang relevan.
Faktor – faktor yang harus diperhatikan meliputi hal – hal berikut :
a.       Diperlukan sebanyak mungkin pustaka yang relevan.
b.      Harus tetap berpegang pada kerangka penelitian.
c.       Diperhatikan keserasian tujuan penelitian dengan pustaka yang digunakan.
d.      Diperlukan sumber pustaka dan penulis pustaka tersebut.
Keuntungannya yaitu tidak menghabiskan banyak biaya dan waktu.
Kelemahannya yaitu kurangnya tingkat kedalaman masalah yang dianalisis dan kurangnya ketergantungan hasil penelitian terhadap pustaka yang digunakan.

5.      Teknik analisis isi media massa
Teknik analisis isi  media massa adalah teknik pengumpulan data dengan cara menganalisis isi media massa. Media massa dijadikan sumber untuk pengumpulan data, misalnya radio, televisi, Koran, majalah, dan buletin.

Berita yang dapat dijadikan data adalah sbb :
a.      Berita yang objektif / apa adanya.
b.     Tidak memihak sehingga tidak menyesatkan pengumpulan data.
c.      Mengandung wawasan ilmiah.
d.     Beritanya actual.

Cara mengumpulkan data adalah sbb :
a.      Apabila data bersumber dari radio atau televise biasanya direkam dengan kaset, ditulis isi beritanya ditulis kapan berita itu disiarkan, dan ditulis nama sumber berita itu.
b.      Apabila data bersumber dari surat kabar, majalah, dan bulletin dibuat kliping yang lengkap, ditulis nama sumber berita, dan tanggal pemberitaan serta dibuat pengelompokkan kliping sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan.

Kelebihannya adalah sebagai berikut :
a.      Ruang lingkup luas.
b.      Dapat diperoleh data sebanyak – banyaknya sesuai dengan keinginan.
c.       Tidak hanya memuat data tentang fakta, tetap[I juga opini dan interpretasi.

Kelemahannya adalah sebagai berikut :
Pengungkapan fakta yang kurang teliti karena singkatnya waktu dan keterbatasan    menyelami peristiwa.

6.      Teknik test
Untuk pengumpulan data dapat juga dengan cara test. Test adalah serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Ada dua macam test, yaitu :
a.      Test buatan perorangan ( missal buatan guru ) yang belum melalui uji coba berkali – kali sehingga belum teruji kebaikannya.
b.      Test standard yaitu tes yang dibuat oleh para ahli yang telah diujicobakan dan cukup baik,misalnya test IQ.

                        Pedoman pelaksanaan test meliputi hal – hal sbb :
a.       Harus ada panduan yang jelas tentang cara mengisi test.
b.      Tersedianya waktu yang memadai.
c.       Pada waktu pelaksanaan test situasi lingkungan harus mendukung, tenang, aman, dan terang.
d.      Test diberikan lebih dari satu orang sebagai bahan pembanding.
e.       Mempunyai ijin dari lembaga / instansi tempat pelaksanaan test

9.      SUMBER



Tidak ada komentar:

Posting Komentar