TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Selasa,
22 Oktober 2013 – Puluhan masyarakat yang tergabung dalam ‘FMTS’ , menggelar
aksi teaterikal di depan kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM).
Mereka mendesak
Kementerian ESDM untuk mencabut izin tambang emas PT.AR.
Pasalnya, buangan limbah perusahan tambang emas sudah
mencemari daerah aliran sungai Batangtoru.
“Kami mendesak Menteri
ESDM, JW agar mencabut izin tambang
PT. AR. Karena pembuangan limbah perusahaan tersebut berdampak negatif bagi masyarakat
sekitar,” kata BS, koordinator aksi FMTS, Jakarta, Selasa (22/10/2013).
Disebutkan, 23
September 2012 lalu, telah ditandatangani nota kesepahaman bersama antara pihak
perusahaan dengan masyarakat dan pemerintah daerah. Salah satu poinnya
mensyaratkan PT. AR berkewajiban membangun jaringan pipa pembuangan limbah ke
Desa Bongal, Muara Opo, agar limbah dapat di buang ke laut.
“Namun, hingga kini tak
satu pipa pun terpasang. ini jelas merugikan masyarakat. Anehnya, pemerintah
kabupaten malah merayu masyarakat agar bersedia mengulur-ulur waktu,” ujarnya.
Dikatakan, puluhan ribu
masyarakat di dua kecamatan daerah aliran sungai akan terkena imbas limbah
tersebut. Mengingat, mayoritas masyarakat di tiga kecamatan Batangtoru
memanfaatkan sungai tersebut guna kebutuhan hidup.
"Dasar sungai pun
telah dipenuhi lumpur hitam,” ujarnya.
Menurutnya, sejak
beroperasinya tambang
emas PT. AR ini, sudah acapkali terjadi bentrok antara warga masyarakat dengan
aparat keamanan yang notabene membentengi perusahaan tambang milik asing ini.
“Ironisnya, masyarakat
yang menolak mendapat kecaman dari pemerintah kabupaten dan penangkapan bagi
warga yang melakukan protes atas kebijakan yang dibuat. Alhasil, warga
masyarakat sebagai pemilik tanah ulayat dari leluhurnya akhirnya tidak
berdaya,” kata Bangun.
Analisis:
Di era yang semakin
maju, semakin banyak kebutuhan manusia yang harus terpenuhi. Untuk memenuhi
kebutuhan tidak dipungkiri memerlukan uang yang tidak sedikit. Maka dari itu saat
ini memang uang bisa mengendalikan segalanya. Membenarkan apa yang salah.
Kebanyakan orang hanya melihat jumlah uangnya saja tanpa memikirkan bagaimana
konsekwensi dan efek negatif dari adanya perusahaan tambang asing tersebut.
Ironisnya, pemerintah yang seharusnya melindungi warga negaranya sendiri, malah
lebih memberatkan kepada perusahaan tambang asing tersebut tanpa memberitahukan
apa alasannya. Mungkin masyarakat akan menerima apabila diberi pilihan atau
penanggulangan yang terbaik atas efek negatif yang dihasilkan akibat adanya
perusahaan tambang asing tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar